Competitions
PSSI secara resmi mengungkap alasan strategis di balik proses naturalisasi tiga pemain diaspora, yaitu Ole Romeny, Tim Geypens, dan Dion Markx. Ketiga pemain ini diproyeksikan untuk memperkuat Timnas Indonesia baik di level senior maupun junior. Kebijakan ini telah mendapat lampu hijau dari Komisi X DPR RI pada 3 Februari 2025 dalam rapat kerja dengan Kemenpora.
PSSI memiliki alasan kuat dalam memilih ketiga pemain ini sebagai bagian dari strategi memperkuat skuat nasional. Ole Romeny, seorang striker berusia 24 tahun yang saat ini bermain untuk Oxford United, dianggap mampu menambah daya gedor lini depan Timnas Indonesia senior.
Dengan pengalaman bertanding di Eredivisie dan EFL Championship, Romeny telah mencatatkan 28 penampilan liga dengan tiga gol. Kemenpora menekankan bahwa kehadiran Romeny akan menjadi solusi jangka pendek bagi Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, sekaligus investasi jangka panjang hingga 2030.
Sementara itu, Tim Geypens dan Dion Markx, yang sama-sama berusia 19 tahun, diproyeksikan untuk memperkuat Timnas U-20. Tim Geypens merupakan bek kiri andalan klub kasta kedua Belanda, sedangkan Dion Markx adalah gelandang bertahan dari tim muda NEC Nijmegen.
Kedua pemain ini disiapkan untuk tampil di Piala Asia U-20 2025 di China, serta sebagai bagian dari regenerasi skuat Timnas senior di masa depan. Mereka sebelumnya telah diuji dalam turnamen Toulon Cup 2024 dan menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Dalam rencana PSSI, peran ketiga pemain ini telah dibagi secara jelas sesuai dengan kebutuhan tim nasional. Untuk Timnas senior, Ole Romeny diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan kurangnya striker murni. Dengan pengalaman bertanding di klub seperti FC Utrecht dan Oxford United, serta kemampuannya dalam duel fisik, Romeny dinilai memenuhi standar kompetisi internasional.
Di level Timnas U-20, Tim Geypens dan Dion Markx memiliki peran penting dalam memperkuat lini belakang dan tengah tim. Kehadiran mereka diharapkan dapat menambah kedalaman skuat yang akan berlaga di Piala Asia U-20 2025. Pelatih Indra Sjafri telah merekomendasikan naturalisasi mereka sejak November 2024 setelah mengamati performa keduanya dalam uji coba di turnamen persiapan.
Meski mendapat dukungan dari berbagai pihak, kebijakan naturalisasi ini juga menghadapi tantangan dan kritik, terutama dari Komisi X DPR RI. Beberapa aspek yang menjadi sorotan adalah keterlambatan proses naturalisasi Tim Geypens dan Dion Markx yang dinilai dapat menghambat persiapan Timnas U-20 untuk Piala Asia 2025.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kehadiran pemain naturalisasi dapat mengurangi peluang bagi talenta lokal seperti Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka untuk berkembang di tim nasional.Tak hanya itu, PSSI juga mendapat kritik terkait ketidakhadiran Ketua Umum dalam tiga rapat penting dengan DPR. Namun, PSSI membantah tudingan bahwa proses naturalisasi ini dilakukan secara terburu-buru.
Mereka menegaskan bahwa batas akhir pendaftaran pemain untuk pertandingan melawan Australia pada 20 Maret 2025 adalah 13 Maret, sehingga naturalisasi harus segera diselesaikan. Selain itu, langkah ini dianggap penting untuk meningkatkan kualitas tim sebelum menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Naturalisasi tiga pemain ini bukan hanya keputusan jangka pendek, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang PSSI. Dalam proyeksi lima hingga sepuluh tahun ke depan, PSSI memiliki target ambisius. Pada periode 2025-2027, fokus utama adalah memastikan kelolosan Timnas ke Piala Dunia 2026 serta memperbaiki peringkat di Piala Asia 2027.
Sementara itu, untuk periode 2028-2030, tujuan yang dicanangkan adalah mempersiapkan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2030 dan menargetkan posisi 50 besar peringkat FIFA. Selain itu, PSSI juga berencana membangun sistem integrasi antara pemain naturalisasi dengan akademi lokal.
Dengan demikian, diharapkan naturalisasi dapat berjalan beriringan dengan pengembangan pemain muda Indonesia agar kualitas tim nasional semakin meningkat secara keseluruhan. Dari segi legalitas, naturalisasi ketiga pemain ini telah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang kewarganegaraan Indonesia.
Ole Romeny memiliki nenek yang lahir di Medan pada tahun 1923, sementara Tim Geypens dan Dion Markx memiliki garis keturunan Indonesia dari pihak ayah. Dengan demikian, tidak ada hambatan hukum dalam proses naturalisasi mereka. Meskipun kebijakan ini menuai pro dan kontra, langkah PSSI menunjukkan keseriusan dalam meningkatkan daya saing Timnas Indonesia.
Keberhasilan strategi ini akan diuji dalam debut Ole Romeny saat Timnas Indonesia menghadapi Australia Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025. Jika strategi ini berhasil, bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin kompetitif di kancah sepak bola internasional. Ikuti terus perkembangan Skuad Garuda Indonesia hanya di ShotsGoal!